.
Tidak diragukan lagi bahwa sastra sejak dulu memainkan peran
fundamental dalam ranah perang dan perang telah menjadi sebuah tema
mendasar bagi para penulis cerita dunia. Ada banyak cerita yang ditulis
dan perang jika tidak menjadi seluruh tema kisah, setidaknya akan
mencakup sebagian besar isi cerita. Akan tetapi, semua penulis cerita
perang tidak dituntut untuk melihat dari dekat peristiwa-peristiwa di
medan tempur. Penulisan tentang perang akan menyediakan ufuk yang luas
bagi para penulis cerita seperti melalui rekaman profesional peristiwa,
kepahlawanan, heroisme, pertempuran, kekalahan, dan kemenangan.
.
Dengan sedikit mengkaji jalur penulisan cerita dalam dua abad
terakhir dunia, maka akan tampak jelas bahwa kebanyakan roman dan cerita
pendek ditulis dengan memanfaatkan peristiwa-peristiwa perang dan
pertikaian suku. Ernest Hemingway, Leo Tolstoy, dan Margaret Mitchell
termasuk penulis besar yang telah memproduksi karya-karya populer
seputar peristiwa-peristiwa perang dan sepertinya telah melestarikan
peristiwa itu dalam pikiran para pembacanya.
.
Dalam literatur cerita modern Iran, karya-karya yang terinspirasi
dari perang yang dipaksakan oleh rezim Saddam Hussein telah diangkat
dalam cerita, di mana jarak antara para penulisnya dan medan perang
tidak terlalu jauh. Kebanyakan mereka menyaksikan peristiwa perang dan
bahkan hadir di tengah-tengah perang. Puluhan cerita panjang dan roman
serta ratusan cerita pendek merupakan hasil kerja keras para penulis
Iran tentang agresi pasukan Irak di bawah pimpinan Saddam atau Perang
Pertahanan Suci (Perang Irak-Iran).
.
Selain cerita, penulisan kenangan masa perang juga mengalami
peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Penulisan
peristiwa perang di medan tempur, kota, kamp militer, dan tempat-tempat
penawanan, merupakan karya-karya terpenting yang diabadikan dalam sastra
pertahanan suci. Beberapa karya itu ditulis dengan teliti dalam
mendeskripsikan rincian peristiwa dan menjadikan buku-buku itu sebagai
referensi.
.
Berbicara tentang sastra pertahanan suci jelas membutuhkan banyak
waktu dan kesempatan. Akan tetapi, tema kita hari ini adalah gelombang
penerjemahan karya-karya tersebut yang meningkat tajam dalam beberapa
waktu dan buku-buku bagus dalam bidang itu telah diterjemahkan ke
berbagai bahasa dan dikirim ke negara-negara lain. Dalam sebuah langkah
inovatif, Perpustakaan Perang Pertahanan Suci telah membuka 90 kantor
perwakilan Iran di luar negeri.
.
Perpustakaan-perpustakaan itu dilengkapi dengan karya-karya
pertahanan suci di berbagai bidang sastra dan kemudian memberikan
peluang untuk penerjemahan karya-karya tersebut ke dalam bahasa Inggris,
Rusia, Turki, Urdu, dan Spanyol. Karya-karya itu meliputi riset,
cerita, memoar, syair, cerita untuk anak-anak dan remaja, dan
ensiklopedia Perang Pertahanan Suci.
.
Di antara roman-roman perang Iran yang telah selesai diterjemahkan
adalah buku Fal-e Khun karya Davud Ghaffarzadegan. Buku itu telah
diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul “Fortune Told in Blood”
untuk memperkenalkan sastra Iran kepada mereka yang tidak mengerti
bahasa Persia. Novel ini mengisahkan tentang dua individu dari kelas
yang berbeda, seorang wajib militer dari keluarga pekerja Irak dan
seorang perwira berpendidikan. Namun, mereka juga memiliki banyak
kesamaan. Mereka menatap masa depan dengan ketidakpastian dan hubungan
dekat mereka terjalin di sebuah puncak bukit, di mana mereka ditugaskan
sebagai pengintai untuk gerakan pasukan musuh.
.
Di sana, mereka mulai mengenal satu sama lain serta diri mereka
sendiri. Mereka belajar tentang kesetiaan kepada negara mereka dan
pemerintah, tetapi juga yang lebih penting, tentang kesetiaan satu sama
lain sebagai manusia. Mereka telah dilemparkan ke dalam situasi yang
luar biasa, di mana keberanian mereka diuji, tetapi mereka juga
menyadari arti kehidupan, baik itu berhubungan dengan individu mereka
sendiri dan keberadaan manusia secara kolektif. Fortune Told in Blood
adalah kisah kematian dan kehancuran, tetapi sebagai karakter yang
menghadapi kematian, kami juga menemukan konfrontasi dengan kehidupan
dan pemahaman tentang nilai-nilainya.
.
Salah satu karya fenomenal dan ramai diperbincangkan hingga
sekarang dalam sastra Perang Pertahanan Suci adalah sebuah novel perang
berjudul “Da”. Buku narasi perang ini memenangkan hadiah utama festival
penghargaan sastra Jalal Al-e Ahmad. “Da” berisi tentang kenangan
Sayyidah Zahra Hosseini dari waktu ke waktu ketika tentara Irak
ditangkap di kota Khorramshahr pada awal-awal tahun perang. Ini adalah
kisah nyata tentang hidup seorang remaja yang mengalami masa-masa awal
perang di Khorramshahr. “Da” diterbitkan pada tahun 2008 dan segera
setelah itu menjadi best seller di Iran.
.
Penerjemah novel itu, Paul Sprachman mengatakan, buku-buku seperti
“Bearing 270 Degrees” dan “Chess with the Resurrection Machine” telah
menjadi referensi untuk studi tentang Timur Tengah dan sastra
kontemporer Iran di New Jersey University di Amerika Serikat.
Ditambahkannya, “Saya pikir buku itu akan menanamkan tren budaya baru di
kalangan mahasiswa karena mereka membacanya.”
.
Sprachman lebih lanjut membandingkan literatur Perang Dunia dan
Perang Pertahanan Suci dengan mengatakan bahwa kata-kata seperti Janbaz
(cacat dalam perang), pengorbanan dan aspek spiritual perang berulang
kali digunakan dalam buku-buku seperti “Da” yang tidak dapat dijelaskan
melalui sastra Perang Dunia. Menurutnya, hal itu membuat terjemahan
karya tersebut menjadi sulit bagi penerjemah.
.
Meski demikian, Sprachman telah menyelesaikan penerjemahan novel
“Da”. Dia akan melakukan perjalanan selama sepuluh hari ke Iran untuk
mempresentasikan hasil terjemahannya. Sprachman sebelumnya melakukan
perjalanan ke Iran untuk mengunjungi narator novel “Da”. Sprachman
menguasai bahasa Persia, Arab, Jerman, Hindu-Urdu, Perancis, dan Latin.
Ia juga akrab dengan bahasa Cina, Rusia, dan Ibrani.
.
Kebanyakan buku-buku Perang Pertahanan Suci telah diterjemahkan ke
bahasa Arab dan Inggris. Namun, bukan berarti tidak diterjemahkan ke
dalam bahasa-bahasa lain. Sejak enam tahun lalu, biografi para panglima
perang seperti Syahid Mostafa Chamran dan Abbas Babai telah
diterjemahkan ke bahasa Urdu di Pakistan. Tujuan penerjemahan buku-buku
ini adalah untuk lebih mengenalkan figur-figur tersebut bagi mereka yang
berbahasa Urdu dan menyebarluaskan budaya pengorbanan dan kesyahidan di
luar batas teritorial Iran. Di antara karya yang banyak menyita
perhatian para penerjemah adalah buku-buku tentang kenangan perang.
0 comments:
Post a Comment
good readers always leave a comment